Baca Juga
Hiperpigmentasi merupakan salah satu masalah kulit yang bisa dialami seseorang. Meskipun hiperpigmentasi tidak berbahaya, munculnya bercak pada kulit akibat hiperpigmentasi dapat mengganggu penampilan seseorang.
Hiperpigmentasi merupakan salah satu kerusakan kulit yang ditandai dengan munculnya bercak berwarna gelap pada kulit. Munculnya bercak gelap pada kulit ini disebabkan oleh penumpukan zat melanin. Zat melanin memang memiliki peran dalam warna pigmen kulit seseorang sebagaimana produksi melanin yang berlebihan akan memunculkan bercak gelap pada kulit.
Berbagai macam penyebab dinilai menjadi pemicu munculnya bercak pada kulit. Umumnya, hiperpigmentasi terjadi karena inflamasi kulit sehingga menimbulkan warna gelap pada bekas kulit yang terluka atau pun yang mengalami peradangan. Paparan sinar matahari, penggunaan obat-obat tertentu dan pil KB, penyakit endokrin seperti penyakit Addison, hingga kehamilan bisa menjadi penyebab-penyebab lain yang memicu terjadinya hiperpigmentasi.
Apa Saja Bentuk Hiperpigmentasi yang Bisa Terjadi?
Tipe-tipe hiperpigmentasi cenderung memiliki pemicu yang berbeda-beda, seperti paparan sinar matahari berlebihan, usia, atau dampak dari penyakit kulit lain.
Hiperpigmentasi melasma biasanya dialami oleh wanita berusia 20-50 tahun dan biasanya lebih berisiko diderita oleh mereka yang berkulit gelap. Umumnya, kondisi ini dikarenakan oleh paparan sinar matahari, meski konsumsi pil KB dan kehamilan dapat memicu terjadinya melasma juga. Hanya saja, melasma yang muncul karena pengaruh pil KB dan kehamilan dapat sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan atau setelah berhenti mengonsumsi obat. Hiperpigmentasi tipe ini ditandai dengan munculnya bercak-bercak hitam pada dagu, dahi, batang hidung, leher, daerah atas bibir, lengan, dan/atau pipi.
Lentigo ditandai dengan munculnya bercak kecokelatan pada tubuh. Biasanya, lentigo akan muncul pada tubuh yang kerap terpapar sinar matahari, seperti wajah dan telapak tangan. Tanda-tanda kehadiran lentigo adalah munculnya bercak dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari 0,2-2 cm. Adapun penyebabnya adalah peningkatan jumlah sel-sel pigmen pada lapisan permukaan kulit. Lentigo biasa diderita oleh orang-orang berusia paruh baya atau lanjut usia. Seiring pertambahan usia, bercak lentigo bisa terus bertambah.
Hiperpigmentasi setelah inflamasi atau PIH biasanya disebabkan oleh adanya peradangan pada kulit atau inflamasi yang disebabkan jerawat, psoriasis eksim, dan lainnya.
Bagaimana Cara Mengatasi Hiperpigmentasi?
Munculnya bercak hitam pada kulit, terutama kulit wajah, tentu akan mengganggu penampilan. Untuk mengatasi bercak akibat hiperpigmentasi tersebut, Anda bisa mengatasinya dengan cara:
Obat-obatan yang mengandung vitamin C dan asam kojik mampu mencerahkan sekaligus mengurangi hiperpigmentasi kulit. Untuk itu,
jika Anda mengalami hiperpigmentasi, segera cari informasi mengenai obat-obatan tersebut. Pasalnya, kandungan vitamin C dan asam kojik mampu menghambat enzim tirosinase yang berperan di dalam pembentukan melanin kulit gelap. Satu lagi yang perlu diingat, semakin cepat hiperpigmentasi ditangani makan semakin cepat pula kondisi tersebut menghilang.
Setelah menggunakan obat-obatan oles yang dikhususkan untuk mengatasi hiperpigmentasi, biasanya bercak akan memudar dan dapat menghilang dalam kisaran waktu tiga bulan. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, obat topikal tidak mampu mengatasi bercak-bercak hitam tersebut. Maka dari itu, penanganan lebih lanjut, seperti laser ataupun chemical peeling, kerap direkomendasikan dokter untuk menghilangkan bercak. Hanya saja perlu diketahui bahwa hiperpigmentasi melasma harus menghindari prosedur chemical peeling karena terapi ini hanya akan memperparah kondisi hiperpigmentasi tersebut.
Sebagian krim pelembap yang dijual bebas bisa menjadi pilihan untuk mengatasi hiperpigmentasi kulit. Meski begitu, dianjurkan untuk mengutamakan produk yang mengandung pelembap gliserin, asam hyaluronic, dan retinol. Obat atau krim yang mengandung retinol mampu meningkatkan regenerasi sel kulit. Bahan-bahan ini akan membantu zat pemutih untuk bekerja lebih efektif.
Cara Mencegah Terjadinya Hiperpigmentasi
Mencegah terjadinya hiperpigmentasi pada kulit bisa dilakukan dengan cara:
Biasakan diri untuk menggunakan krim tabir surya dengan SPF 30 tiap hari sebelum memulai aktivitas agar kulit tetap terlindungi dari paparan sinar matahari. Selain mampu mencegah risiko hiperpigmentasi, penggunaan krim tabir surya juga dapat meminimalkan kerusakan kulit lainnya.
Saat beraktivitas, usahakan untuk menghindari paparan sinar matahari. Wajah merupakan bagian tubuh yang rentan terkena sinar matahari dan mengalami Untuk itu, disarankan untuk menggunakan topi saat beraktivitas di luar ruangan agar wajah tetap terlindungi dari paparan sinar matahari langsung.
Saat beraktivitas, usahakan untuk menghindari paparan sinar matahari langsung
Hiperpigmentasi memang tidak berbahaya, namun cukup mengganggu penampilan karena bercak-bercak hitam yang ditimbulkannya. Karena itulah, menjalani penanganan secepatnya perlu dilakukan agar hiperpigmentasi dapat teratasi. Melakukan konsultasi kepada dokter juga bisa dilakukan untuk mendapatkan penanganan yang tepat terkait hiperpigmentasi yang diderita.
Hiperpigmentasi merupakan salah satu kerusakan kulit yang ditandai dengan munculnya bercak berwarna gelap pada kulit. Munculnya bercak gelap pada kulit ini disebabkan oleh penumpukan zat melanin. Zat melanin memang memiliki peran dalam warna pigmen kulit seseorang sebagaimana produksi melanin yang berlebihan akan memunculkan bercak gelap pada kulit.
Berbagai macam penyebab dinilai menjadi pemicu munculnya bercak pada kulit. Umumnya, hiperpigmentasi terjadi karena inflamasi kulit sehingga menimbulkan warna gelap pada bekas kulit yang terluka atau pun yang mengalami peradangan. Paparan sinar matahari, penggunaan obat-obat tertentu dan pil KB, penyakit endokrin seperti penyakit Addison, hingga kehamilan bisa menjadi penyebab-penyebab lain yang memicu terjadinya hiperpigmentasi.
Apa Saja Bentuk Hiperpigmentasi yang Bisa Terjadi?
Tipe-tipe hiperpigmentasi cenderung memiliki pemicu yang berbeda-beda, seperti paparan sinar matahari berlebihan, usia, atau dampak dari penyakit kulit lain.
- Melasma
Hiperpigmentasi melasma biasanya dialami oleh wanita berusia 20-50 tahun dan biasanya lebih berisiko diderita oleh mereka yang berkulit gelap. Umumnya, kondisi ini dikarenakan oleh paparan sinar matahari, meski konsumsi pil KB dan kehamilan dapat memicu terjadinya melasma juga. Hanya saja, melasma yang muncul karena pengaruh pil KB dan kehamilan dapat sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan atau setelah berhenti mengonsumsi obat. Hiperpigmentasi tipe ini ditandai dengan munculnya bercak-bercak hitam pada dagu, dahi, batang hidung, leher, daerah atas bibir, lengan, dan/atau pipi.
- Lentigo
Lentigo ditandai dengan munculnya bercak kecokelatan pada tubuh. Biasanya, lentigo akan muncul pada tubuh yang kerap terpapar sinar matahari, seperti wajah dan telapak tangan. Tanda-tanda kehadiran lentigo adalah munculnya bercak dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari 0,2-2 cm. Adapun penyebabnya adalah peningkatan jumlah sel-sel pigmen pada lapisan permukaan kulit. Lentigo biasa diderita oleh orang-orang berusia paruh baya atau lanjut usia. Seiring pertambahan usia, bercak lentigo bisa terus bertambah.
- Hiperpigmentasi setelah inflamasi / Post-inflammatory hyperpigmentation
Hiperpigmentasi setelah inflamasi atau PIH biasanya disebabkan oleh adanya peradangan pada kulit atau inflamasi yang disebabkan jerawat, psoriasis eksim, dan lainnya.
Bagaimana Cara Mengatasi Hiperpigmentasi?
Munculnya bercak hitam pada kulit, terutama kulit wajah, tentu akan mengganggu penampilan. Untuk mengatasi bercak akibat hiperpigmentasi tersebut, Anda bisa mengatasinya dengan cara:
- Vitamin C dan asam kojik
Obat-obatan yang mengandung vitamin C dan asam kojik mampu mencerahkan sekaligus mengurangi hiperpigmentasi kulit. Untuk itu,
jika Anda mengalami hiperpigmentasi, segera cari informasi mengenai obat-obatan tersebut. Pasalnya, kandungan vitamin C dan asam kojik mampu menghambat enzim tirosinase yang berperan di dalam pembentukan melanin kulit gelap. Satu lagi yang perlu diingat, semakin cepat hiperpigmentasi ditangani makan semakin cepat pula kondisi tersebut menghilang.
- Laser atau chemical peeling
Setelah menggunakan obat-obatan oles yang dikhususkan untuk mengatasi hiperpigmentasi, biasanya bercak akan memudar dan dapat menghilang dalam kisaran waktu tiga bulan. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, obat topikal tidak mampu mengatasi bercak-bercak hitam tersebut. Maka dari itu, penanganan lebih lanjut, seperti laser ataupun chemical peeling, kerap direkomendasikan dokter untuk menghilangkan bercak. Hanya saja perlu diketahui bahwa hiperpigmentasi melasma harus menghindari prosedur chemical peeling karena terapi ini hanya akan memperparah kondisi hiperpigmentasi tersebut.
- Memaksimalkan pelembap
Sebagian krim pelembap yang dijual bebas bisa menjadi pilihan untuk mengatasi hiperpigmentasi kulit. Meski begitu, dianjurkan untuk mengutamakan produk yang mengandung pelembap gliserin, asam hyaluronic, dan retinol. Obat atau krim yang mengandung retinol mampu meningkatkan regenerasi sel kulit. Bahan-bahan ini akan membantu zat pemutih untuk bekerja lebih efektif.
Cara Mencegah Terjadinya Hiperpigmentasi
Mencegah terjadinya hiperpigmentasi pada kulit bisa dilakukan dengan cara:
Biasakan diri untuk menggunakan krim tabir surya dengan SPF 30 tiap hari sebelum memulai aktivitas agar kulit tetap terlindungi dari paparan sinar matahari. Selain mampu mencegah risiko hiperpigmentasi, penggunaan krim tabir surya juga dapat meminimalkan kerusakan kulit lainnya.
Saat beraktivitas, usahakan untuk menghindari paparan sinar matahari. Wajah merupakan bagian tubuh yang rentan terkena sinar matahari dan mengalami Untuk itu, disarankan untuk menggunakan topi saat beraktivitas di luar ruangan agar wajah tetap terlindungi dari paparan sinar matahari langsung.
Saat beraktivitas, usahakan untuk menghindari paparan sinar matahari langsung
Hiperpigmentasi memang tidak berbahaya, namun cukup mengganggu penampilan karena bercak-bercak hitam yang ditimbulkannya. Karena itulah, menjalani penanganan secepatnya perlu dilakukan agar hiperpigmentasi dapat teratasi. Melakukan konsultasi kepada dokter juga bisa dilakukan untuk mendapatkan penanganan yang tepat terkait hiperpigmentasi yang diderita.
Sumber : alodokter.com
Bentuk Penyakit Hiperpigmentasi pada Kulit Ada di Sini
4/
5
Oleh
free